PILIH NEGARA/WILAYAH ANDA

Melawan Alergi Lateks

Alergi lateks karet alam terus menimbulkan risiko di rumah sakit meskipun tingkat kejadian alergi sarung tangan pada petugas kesehatan telah berkurang sejak diperkenalkannya sarung tangan bedah bebas serbuk. Kejadian terkait alergi lateks Tipe I karena penggunaan sarung tangan lateks karet alam dapat dihindari baik oleh petugas kesehatan maupun pasien dengan beralih ke sarung tangan bedah non-lateks. Langkah ini akan membantu meminimalkan risiko penyebab kejadian merugikan akibat terpapar sarung tangan lateks, seperti respons anafilaksis dan munculnya sensitisasi terhadap protein lateks.

Tingkat kejadian sensitisasi lateks di antara petugas kesehatan saat ini bervariasi antara 10 - 17%.(1,2) Angka ini bahkan meningkat tajam pada beberapa populasi bedah, seperti anak-anak, dengan 50-55% (1,3,4) anak-anak yang melakukan beberapa operasi bedah atau mengalami spina bifida menghadapi risiko sensitisasi lateks.

Petugas kesehatan yang sensitif mempunyai risiko lebih tinggi terserang alergi jika mereka terus menggunakan atau terpapar lateks. Penting untuk memahami bahwa beberapa orang yang sensitif mungkin tidak menampakkan tanda-tanda klinis atau menyadari kondisi sensitivitas mereka dan berisiko terserang gejala alergi klinis.

Sarung tangan non-lateks generasi terbaru Ansell memiliki opsi yang sama dengan sarung tangan lateks, yang mencakup sarung tangan ortopedi, bedah mikro, dan sarung tangan berpelembap. Sarung tangan ini juga tersedia dalam berbagai bahan seperti neoprene dan poli isoprena (PI) dengan perlindungan terhadap alergi yang Anda butuhkan. Dalam beberapa hal, sarung tangan ini bahkan lebih baik lagi dalam hal atribut kinerja dan kenyamanan seperti yang dituntut staf bedah.


LANGKAH MENUJU YANG LEBIH BAIK

Meskipun terdapat bukti klinis yang mendukung manfaat lingkungan bebas lateks sebagai pencegahan utama, beberapa rumah sakit memilih untuk memberikan sarung tangan bedah non-lateks hanya kepada petugas kesehatan atau pasien yang diketahui menderita alergi lateks, bukan sepenuhnya menerapkan perubahan di seluruh rumah sakit. Pendekatan selektif ini gagal menghindari reaksi tidak terduga dari orang yang tidak menyadari bahwa mereka menderita alergi lateks. Rumah sakit yang telah beralih sepenuhnya ke sarung tangan non-lateks berarti telah menawarkan lingkungan rumah sakit yang lebih aman. Langkah tersebut membantu rumah sakit dalam meminimalkan kerugian waktu dan produktivitas staf, serta meniadakan biaya diagnosis dan perawatan pasien atau petugas kesehatan yang mungkin terserang respons alergi klinis.

  • Penolakan untuk berubah mungkin akan datang dari petugas kesehatan, tetapi penolakan ini diimbangi oleh manfaat pencegahan primer terhadap alergi lateks. Tingkat sensitivitas lateks pada anak yang menderita spina bifida sejak lahir menurun dari 55% pada pasien yang menggunakan lateks menjadi 5% pada pasien yang hanya menggunakan sarung tangan non-lateks.(4)
  • Alergi lateks bertanggung jawab terhadap terjadinya 17% kejadian alergi perioperatif di Prancis pada tahun 1999. Setelah dua kejadian merugikan, yang salah satunya fatal, dan peralihan ke non-lateks pada tahun 2002, tidak ada lagi anafilaksis akibat lateks yang tercatat dalam lima tahun setelah dilakukan implementasi pada lebih dari 25.000 prosedur bedah.(1)
  • Mayo Clinic AS melaporkan kasus alergi lateks petugas kesehatan menurun dari 150 per 100.000 petugas kesehatan menjadi 27 per 100.000 setelah implementasi sarung tangan non-lateks pada tahun 1993.(5)
  • Imunoglobulin terkait lateks (IgE) menurun sebesar 88% pada orang yang sensitif saat terpapar pada bahan non-lateks.(6)
  • Munculnya alergi lateks dapat berdampak serius terhadap kualitas hidup seseorang.(7)
  • Munculnya alergi lateks dapat mengakibatkan sebagian besar petugas kesehatan yang terdampak perlu berganti profesi.(8)

REFERENSI
1. De Queiroz M, Combet S, Berard J, Pouyau A, Genest H, Mouriquand P, Chassard D. Latex allergy in children: modalities and prevention. Paediatric Anaesthesia 2009; 19: 313-319
2. Brehler R and Kütting B. Natural rubber latex allergy.Archives of Internal Medicine 2001; 161: 1057-1064
3. Capelli, Chloé Eviction Du Latex En Chirurgie Pediatrique: Etude de Faisabilite Au CHU de Grenoble. MS thesis. Universite Joseph Fourrier. Faculte De Pharmacie De Grenoble. France. 2011. Print
4. .Blumchen et al., Effects Of Latex Avoidance On Latex Sensitization, Atopy And Allergic Diseases In Patients With Spina Bifida. Allergy 65 (2010): 1585-159
5. Hunt LW, Kelkar P and Reed CE. "Management of Occupational Allergy to Natural Rubber Latex in a Medical Center: The Importance of Quantitative Latex Allergen Measurement and Objective Follow-up." Journal of Allergy and Clinical Immunology 110 suppl 2 (2002): S96 - S106
6. Hamilton R, Brown R. 2000. Impact of personal avoidance practices on health care workers sensitized to natural rubber latex. The Journal of Allergy and Clinical Immunology. 839-841.
7.Lewis, V.J, Chowdhury MMU, Statham, BM. Natural rubber latex allergy: the impact on lifestyle and quality of life. Contact Dermatitis (2004); vol 51 (issue 5-6): 317–318.
8. Al-Otaibi S, Tarlo SM, House R. Quality of life in patients with latex allergy. Occup Med (Lond) 2005;55:88–92.


PRODUK UNGGULAN

Bergabunglah dengan Percakapan